Sabtu, 12 Oktober 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI BESI



LAPORAN KIMIA
(Korosi Besi)



O

L

E

H



Nama : Silamai Tya Mariani Famani
Kelas  : XII IA 3






SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 WAINGAPU
TAHUN PELAJARAN 2012/2013






A.   Judul Pratikum
Judul pratikum yaitu korosi besi.

B.   Tujuan Pratikum
Tujuan dari pratikum yang di lakukan yaitu mengamati korosi besi untuk
mengetahui terjadinya korosi besi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

C.   Dasar Teori
Menurut Roberge, korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam. Ada pula definisi lain yang mengatakan bahwa korosi merupakan rusaknya logam karena adanya zat penyebab korosi. Pada dasarnya peristiwa korosi adalah reaksi elektrokimia. Secara alami pada permukaan logam di lapisi oleh suatu lapisan film oksida (FeO.OH). pasivitas dari lapisan film ini akan rusak karena adanya pengaruuh dari lingkungan, misalnya adanya penurunan pH atau akalinitas dari lingkungan atau pun serangan dari ion-ion klorida.
Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang di hasilkan pada peristiwa koros, yaitu berupa zat padat berwarna cokelat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Bila di biarkan, besi akan habis menjadi karat. Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contohnya adalah keroposnya jembadan, bodi mobil, atau pun berbagai kontruksi dari besi lainnya.
Pada peristiwa korosi besi mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna cokelat-merah. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
            Fe(s)     =>      Fe2+(aq) + 2e                         Eo = +0,44 V
Electron yang di bebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi yang berlaku sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e     =>     4OH-(aq)                    Eo = +0,40 V
                        Atau
O2(g) + 2H+(aq) + 4e       =>      2H2O(l)                   Eo = +1,23 V
Ion besi (ii) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3.nH2O, yaitu karat besi.
Maka reaksi yang terjadi :
Anode : 2Fe(s)     =>   2Fe2+(aq) + 4e                                                  Eo = +0,44 V
Katode: O2(g) + 2H2O(l) + 4e      =>   4OH-(aq)                                  Eo = +0,40 V
---------------------------------------------------------------------------------------------------- + 
Rx sel  : 2Fe(s) + O2(g) + 2H2O(l)      =>     2Fe2+(aq) + 4OH-(aq)         Eo = +0,84 V
Ion Fe2+ tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi :
4Fe2+(aq) + O2 (g) + (4 + 2n) H2O      =>      2Fe2O3.nH2O + 8H+(aq)
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode bergantung pada berbagai factor, misalnya zat pengotor atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi besi memerlukan besi memerlukan oksigen dan air. Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi yang di simpan dalam udara yang kering akan lebih awet di bandingkan di tempat yang lembab.
 Korosi pada besi ternyata di pengaruhi oleh beberapa factor, seperti tingkat keasaman,kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan).

D.   Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam pratikum ini yaitu sebagai berikut.
Ø  4 batang paku besi (paku 5/7)
Ø  4 buah tabung reaksi
Ø  5 mL air suling
Ø  2 gram Kristal CaCl2
Ø  Air panas/air yang sudah di didihkan
Ø  100 mL kerosin/minyak tanah
Ø  Kapas
Ø  Kertas pasir
Ø  Prop/sumbat/plasti

E.   Prosedur Kerja
Berikut ini merupakan langkah kerja yang di praktekkan.
1.      Ambillah 4 tabung reaksi, kemudian :
a)      Tambahkan 5 mL air suling ke dalam tabung 1.
b)      Tambahkan 2 gram Kristal CaCl2 kemudian kapas kering ke dalam tabung 2.
c)      Tambahkan air yang sudah di didihkan ke dalam tabung 3 hingga hamper penuh.
d)     Tambahkan kira-kira 10 mL kerosin ke dalam tabung 4.
2.      Amplaslah 4 batang paku besi hingga bersih, kemudian masukkan masing-masing satu ke dalam tabung reaksi pada prosedur 1 di atas.
3.      Tutup tabung 2 dan 3 dengan prop (sumbat) karet sampai rapat.
4.      Simpanlah tabung-tabung tersebut selama 2 hari, kemudian amati apa yang terjadi. Catat pengamatan Anda.


F.    Lembar Pengamatan

Hari
Waktu/
Tanggal
Tabung 1
(5 mL air suling)
Tabung 2
(2 gram Kristal CaCl2 + kapas kering)
Tabung 3
(air yang sudah di didihkan)
Tabung 4
(10 mL kerosin)
1
15.00 WITA
01-12- 2012

Tidak berkarat
Tidak berkarat
Tidak berkarat
Tidak berkarat
2
15.00 WITA
03-12-2012

Berkarat
Sedikit berkarat
Berkarat
Tidak berkarat


G.  Analisis Data
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korosi
a)      Air
Dalam percobaan yang telah di lakukan, kita dapat melihat bahwa paku yang ada dalam gelas mengalami pengkaratan kecuali pada hari pertama. Walaupun  pada hari pertama belum mengalami pengkaratan namun paku yang terendam mulai berwarna hitam. Kita telah mengetahui bahwa korosi terjadi karena permukaan logam kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Maka percobaan di gelas air membuktikan kebenaran teori.
Paku pada gelas dengan air suling adalah paku yang paling cepat mengalami perkaratan.
b)      CaCl2 + kapas
 Pada hari pertama percobaan, paku belum  mengalami pengkaratan. Namun paku mulai berwarna kehitaman. Hari kedua paku sedikit berkarat. Paku pada gelas dengan CaCl2  adalah paku yang mengalami perkaratan ketiga.
c)       Air yang sudah di didihkan
Paku yang direndam dalam air yang sudah di didihkan pada hari pertama mengalami sedikit perkaratan (korosi). Pada hari kedua, paku mengalami perkaratan hampir seluruh bagian dan air berwarna kecoklatan.
d)    Kerosin/Minyak tanah
Paku yang di rendam dalam minyak tanah, tidak mengalami perkaratan. Karena minyak tanah tidak mengikat oksigen.

H.  Kesimpulan

Proses korosi besi lebih cepat terjadi pada tabung yang berisi air, kemudian pada tabung yang berisi air yang sudah di didihkan lalu pada tabung yang berisi CaCl2 dan kapas sedangkan pada kerosin tidak mengalami perkaratan karena minyak tanah tidak mengikat O2 .




DAFTAR PUSTAKA





1 komentar:

  1. Ini contoh laporan praktikum korosi besi yang saya buat waktu SMA..
    semoga bermanfaat buat teman"..
    God bless :)

    BalasHapus